Indonesia masih tetap dapat sampai perkembangan ekonomi yang relatif baik, di dalam gejolak ekonomi global, baik sebab normalisasi kebijaksanaan monoter di Amerika Serikat (AS) serta beberapa negara maju yang lain, perang dagang ataupun pergantian harga komoditas.
Menteri Koordinator Bagian Perekonomian, Darmin Nasution, menjelaskan, perihal ini tunjukkan ekonomi Indonesia mempunyai ketahanan yang kuat pada gejolak dalam dunia internasional. Spesial di pasar modal yang pun menunjukkan kapasitas baik, Darmin mengapresiasi Otoritas Layanan Keuangan (OJK) bersama dengan SRO (self regulatory organization) yang sudah kerja cepat serta keras melawan beberapa rintangan, supaya keadaan pasar modal masih aman buat beberapa investor.
Baca Juga : Harga Batako dan Harga Bata Merah
"OJK bersama dengan SRO serta semua pemangku kebutuhan di industri layanan keuangan sudah kerja keras, hingga pasar modal bisa membiayai serta menggerakkan perkembangan ekonomi, sekaligus juga investasi," kata Darmin Nasution waktu buka perdagangan saham awal tahun 2019, di Jakarta, Rabu (2/1).
Beberapa kebijaksanaan yang sudah diedarkan OJK pada dasarnya yang menyangkut bagian supply, dengan tidak tidak pedulikan segi governance serta penegakan hukum yang rendah (low enforcement). Pertama, mengaplikasikan segmentasi permodalan di pasar modal untuk memberikan peluang yang lebih luas pada perusahaan taraf kecil serta menengah mendapatkan permodalan dari pasar modal.
OJK pun melaunching kebijaksanaan yang memberi dukungan serta memudahkan startup mendapatkan permodalan dengan proses berbasiskan tehnologi di pasar modal atau yang lebih diketahui dengan equity crowdfunding. Kebijaksanaan itu menurut dia dapat mengarahkan fintech (financial technology) Indonesia mengarah perubahan yang lebih sehat. Setelah itu, OJK pun keluarkan ketetapan yang ditujukan buat perusahaan-perusahaan yang akan menggali permodalan di pasar modal lewat penerbitan obligasi yang memprioritaskan segi kelestarian lingkungan.
"Kita pun mencatat, ada usaha sistematik dalam menggerakkan pembiayaan periode panjang, di samping apakah yang kita kenal dengan konvensional di pasar modal. Bahkan juga transaksi di bursa dampak sudah sukses di turunkan saatnya jadi T+2, yang sebetulnya itu ialah satu langkah yang bahkan juga menyusul banyak negara dalam dunia," tutur Darmin.
Baca Juga : Harga Bata Ringan dengan Harga Cat Tembok
Optimalisasi Peranan Pasar Modal , Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso menuturkan, sampai dengan akhir tahun 2018, Indeks Harga Saham Kombinasi (IHSG) memang ditutup alami koreksi 2,54 % ke level 6.194,50. Akan tetapi, koreksi yang dihadapi itu masih tetap adalah salah satunya yang paling rendah di bursa dampak penting lokasi Asia Pasifik, serta yang tebaik di lokasi ASEAN. Diluar itu, nilai Asset Bersih Reksa Dana pun bertambah 10,47 %, sampai Rp 505,39 triliun.
Sedang dari bagian penghimpunan dana, di dalam volatilitas pasar keuangan yang tinggi, penghimpunan dana di pasar modal pun terdaftar masih tetap relatif tinggi, yang tercermin dari nilai emisi sebesar Rp 166 triliun, dengan jumlahnya emiten baru yang mencatat rekor paling tinggi sampai 62 emiten baru.
Wimboh menjelaskan capaian ini pasti tidak lepas dari kolaborasi Pemerintah serta semua pemangku kebutuhan, baik aktor usaha di bidang riil ataupun di bidang keuangan. Beberapa kolaborasi kebijaksanaan yang sudah diedarkan pun ikut membawa hasil yang positif. Hingga keyakinan investor serta aktor pasar modal pada mendasar serta prospek ekonomi Indonesia masih terbangun.
"Kami menyongsong baik penambahan peranan pasar modal menjadi pilihan sumber pembiayaan periode panjang baik untuk pembiayaan infrastruktur, pembiayaan investasi serta modal kerja swasta ataupun pembiayaan program-program strategis Pemerintah yang lain. Penambahan peranan pasar modal ini sesuai dengan dengan arah dari kebijaksanaan OJK,
Baca Juga : Harga Cat Kayu dengan Harga Cat Besi
" tutur Wimboh Santoso. OJK menurut dia pun mempunyai prinsip yang besar untuk lebih memaksimalkan peranan Pasar Modal dalam memberi dukungan pembangunan nasional. Beberapa kebijaksanaan selalu digelindingkan untuk tingkatkan likuiditas pasar.
"Jujur dan berkarakter kuat pasar selalu kami jagalah dengan penegakan hukum yang berkelanjutan. Diluar itu, penyempurnaan
infrastruktur pasar modal selalu kami dorong menjadi sisi dari agenda pendalaman pasar keuangan, terpenting dengan pemakaian tehnologi yang lebih intens," tutur Wimboh.
OJK akan selalu menggerakkan peningkatan serta variabilitas produk pasar modal, baik yang berbentuk konvensional, syariah ataupun yang berbentuk ramah lingkungan serta sosial. Dengan begitu akan makin bermacam pilihan instrumen pembiayaan buat emiten dan makin luas instrumen investasi buat investor yang aman, nyaman, serta sesuai dengan dengan profile resiko investor.
Dalam perihal ini, OJK minta beberapa aktor pasar modal mesti selalu memprioritaskan market conduct serta di dukung tata kelola yang baik, hingga pasar modal Indonesia ke depan lebih berkapasitas saing di tingkat global dan lebih bertindak kembali dalam menggerakan ekonomi bidang riil serta pembangunan nasional.
No comments:
Post a Comment